Survei Sebut Banyak Pengembang Khawatir Tentang Game Live Service Yang Tak Berkelanjutan

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan game berbasis live service kan? Game-game yang menyediakan konten dan layanan secara rutin setelah dirilis untuk memastikan pemain tetap betah bermain. Nah, ternyata banyak pengembang game yang sebenarnya cemas tentang model bisnis ini lho.

Menurut hasil survei dari Game Developer Collective, sekitar 70% pengembang game mengaku khawatir soal keberlanjutan game live service. Survei ini mewawancarai 600 pengembang game pada Februari dan Maret 2022 tentang model bisnis dan monetisasi dalam game.

Penasaran apa aja kekhawatiran para developer game ini? Yuk simak artikel ini untuk info lebih lengkapnya!

Survei Mengungkap Banyak Pengembang Khawatir Tentang Bertahannya Game Live Service

Game Live Service yang berkelanjutan menjadi tantangan tersendiri bagi pengembang. Menurut survei dari Game Developer Collective, sekitar 70% pengembang khawatir tentang keberlangsungan model bisnis ini.

Biaya Pengembangan Tinggi

Pengembang harus terus menerus mengeluarkan biaya untuk memproduksi konten dan update agar gamer tetap tertarik. Hal ini dapat menjadi beban finansial jika gamer tidak membeli layanan atau item dalam game. Oleh karena itu, pengembang harus yakin bahwa model bisnis ini menguntungkan sebelum memulai pengembangan game.

Kesulitan Mempertahankan Minat Pemain

Tidak mudah mempertahankan minat pemain dalam jangka panjang. Pengembang harus terus berinovasi dan memperbarui konten agar gamer tidak bosan. Jika konten menjadi membosankan atau kurang menarik, gamer dapat berpindah ke game lain.

Ketergantungan pada Server dan Jaringan

Game Live Service bergantung pada koneksi internet dan server. Jika ada dugem masalah teknis, gamer tidak dapat mengakses konten. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan pemain dan pendapatan. Pengembang harus memiliki tim teknis handal dan server yang andal untuk mengurangi risiko ini.

Meski penuh tantangan, game live service masih menjanjikan jika dikelola dengan baik. Dengan memahami kebutuhan pemain, berinovasi, dan memiliki infrastruktur yang kuat, pengembang dapat menghasilkan game live service yang sukses dan berkelanjutan.

Apa Itu Game Live Service Yang Dimaksud Dalam Survei?

Game Live Service adalah model bisnis baru di industri game yang memberikan dukungan penuh secara online kepada para gamer setiap hari. Model bisnis ini bertujuan agar para pemain terus memainkan game dan membeli beberapa layanan melalui fitur Microtransaction atau Subscription.

See also  Pencapaian 700 Juta: Perjalanan Liar Nintendo Menuju Puncak

Konten dan Pembaruan Berkala

Game Live Service menyediakan konten dan pembaruan secara rutin setelah game dirilis. Misalnya seperti Battle Pass, event khusus, pakaian dan aksesoris karakter, senjata baru, map baru dan lainnya. Pembaruan konten ini bertujuan agar para gamer tidak bosan dan tetap tertarik bermain game.

Dukungan Pengelolaan Komunitas

Pengembang game harus siap memberikan dukungan komunitas secara aktif. Mereka harus selalu berinteraksi dengan komunitas gamer dan mendengarkan masukan, serta segera menanggapi keluhan para gamer. Pengembang juga harus transparan dalam setiap keputusan yang diambil. Hal ini penting agar loyalitas komunitas gamer tetap terjaga.

Biaya Operasional Tinggi

Meskipun model bisnis ini dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi, namun biaya operasionalnya juga tinggi. Pengembang harus mengeluarkan biaya untuk konten dan pembaruan berkala, server, dukungan komunitas dan lainnya. Jika pengembang gagal mengelola biaya operasional dengan baik, maka keberlangsungan game bisa terancam.

Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu Game Live Service yang dimaksud dalam survei. Model bisnis ini memberikan keuntungan dan tantangan tersendiri bagi para pengembang game.

70% Pengembang Khawatir Dengan Keberlangsungan Game Live Service

Sebuah survei menyebutkan bahwa sekitar 70% pengembang game mengkhawatirkan keberlangsungan model bisnis Live Service. Live Service sendiri adalah layanan konten yang diberikan secara rutin oleh pengembang setelah game dirilis, misalnya Battle Pass. Hal ini bertujuan agar pemain tetap bermain game dan membeli beberapa layanan melalui Microtransaction atau Subscription.

Biaya Pengembangan Tinggi

Pengembang khawatir karena biaya pengembangan dan operasional game Live Service sangat tinggi. Mereka harus terus memperbarui konten, memperbaiki bug, dan menjaga server agar tetap aktif setiap hari. Jika pemain berhenti bermain atau berlangganan layanan, pengembang dapat mengalami kerugian besar.

Kesulitan Mendapatkan Pemain Tetap

Meskipun model bisnis Live Service memungkinkan pengembang mendapatkan pendapatan dalam jangka panjang, mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan pemain tetap. Pemain dapat dengan mudah berpindah ke game lain jika mereka bosan, sehingga pengembang harus terus menarik minat pemain dengan konten dan event baru.

See also  Menjelang Grand Final UGA Ladies Competition, Saksikan Keseruannya di Sini!

Ketergantungan pada Satu Game

Beberapa pengembang hanya memiliki satu atau dua game Live Service yang menjadi sumber pendapatan utama mereka. Jika popularitas game menurun drastis, pengembang dapat mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena itu, sebaiknya pengembang memiliki beberapa game Live Service atau sumber pendapatan lainnya untuk mengurangi risiko.

Meskipun demikian, Live Service tetap menjadi model bisnis yang menjanjikan bagi pengembang. Dengan strategi yang tepat, pengembang dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan dari layanan ini. Pembaruan konten yang konsisten, komunitas pemain yang aktif, serta diversifikasi sumber pendapatan adalah kunci kesuksesan model bisnis Live Service.

Alasan Pengembang Merasa Model Bisnis Ini Tidak Berkelanjutan

Biaya pengembangan tinggi

Pengembang harus terus memperbarui dan memperbaiki game agar tetap menarik bagi pemain. Hal ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya untuk membayar tim pengembang, server, dan lainnya bisa mencapai jutaan dolar per bulan. Jika pemasukan dari game tidak mencukupi, tentu saja model bisnis ini tidak berkelanjutan.

Pemasukan tidak menentu

Pendapatan dari game live service berasal dari pembelian pemain dalam game atau langganan, yang tentu saja fluktuatif dan tidak menentu. Jika suatu bulan pemasukannya tinggi, belum tentu bulan berikutnya juga tinggi. Hal ini bisa berdampak pada kelangsungan pengembangan game ke depannya.

Pemain mudah bosan

Salah satu kendala terbesar model bisnis live service adalah pemain yang mudah bosan dan berpindah ke game lain. Pengembang harus terus memberikan update konten dan fitur baru agar pemain tetap tertarik memainkan gamenya. Jika gagal melakukan ini, pemain akan pergi dan mencari game lain, yang berarti pendapatan akan menurun.

Persaingan ketat

Pasar game saat ini sangat kompetitif, dengan banyaknya game live service yang tersedia. Hal ini tentu saja membuat para pengembang harus terus berinovasi dan memperbaiki game mereka agar tidak kalah saing. Jika tidak mampu bersaing, model bisnis ini akan gagal dan tidak berkelanjutan.

Dari survei tersebut, tampaknya kekhawatiran para pengembang game live service terhadap kelangsungan model bisnis ini ada benarnya. Memang, perlu strategi dan inovasi agar mampu bertahan ditengah persaingan dan fluktuasi yang ada.

See also  Hori Umumkan Kontroler GameCube Resmi untuk Super Smash Bros Ultimate

Masa Depan Game Live Service Menurut Para Pengembang

Kekhawatiran Terhadap Keberlanjutan

Seperti yang disampaikan dalam survei, sekitar 70% pengembang khawatir tentang keberlanjutan model bisnis Game Live Service. Hal ini dikarenakan biaya pengembangan dan operasi game-game ini cukup tinggi, sementara pendapatan dari pembelian konten tambahan dan langganan tidak selalu menutupi biaya-biaya tersebut.

Konten Yang Terus Bertambah

Para pengembang juga menyatakan bahwa mereka merasa terbebani untuk terus menambahkan konten baru dan update untuk mempertahankan minat pemain. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas konten dan membuat para pemain bosan dengan cepat. Konten tambahan seperti season pass, item kosmetik, dan expansion pack juga harus dikembangkan secara berkala agar pemain terus kembali dan berlangganan.

Keseimbangan Yang Sulit Dicapai

Menurut sebagian pengembang, mencari keseimbangan antara konten gratis dan berbayar dalam sebuah game live service adalah tantangan tersendiri. Jika terlalu banyak konten gratis, pendapatan akan berkurang. Namun jika terlalu banyak konten berbayar, hal ini dapat mengurangi minat pemain dan membuat mereka berpindah ke game lain.

Perencanaan Panjang Yang Diperlukan

Pengembangan sebuah game live service membutuhkan perencanaan jangka panjang yang matang, mulai dari konten awal hingga update dan ekspansi di masa mendatang. Kesuksesan model bisnis ini sangat bergantung pada kemampuan pengembang dalam mempertahankan minat pemain dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus menambahkan konten baru yang menarik. Jika gagal, investasi yang telah dikeluarkan akan sia-sia dan tidak menguntungkan.

Para pengembang menyadari bahwa Game Live Service memiliki potensi pendapatan yang besar, namun model bisnis ini juga penuh dengan tantangan. Kesuk

Conclusion

Jadi begitulah, kawan. Game live service memang masih menjadi model bisnis yang umum dan menguntungkan di industri game saat ini. Namun, berdasarkan survei ini, tampaknya banyak pengembang game yang mulai merasa khawatir tentang keberlanjutan model bisnis ini. Mereka menginginkan model bisnis yang lebih berkelanjutan dan dapat diterima oleh para gamer. Kita harus terus mengamati perkembangan ini dan melihat apakah industri game dapat menemukan keseimbangan yang tepat antara monetisasi dan pengalaman bermain yang menyenangkan bagi gamer.