Tag Archives: Geng ransomware Lockbit

Pihak Berwenang Meluncurkan Perburuan Internasional untuk Bos Peretas LockBit Senilai $15 Juta

Kamu pasti sudah tidak asing dengan nama Lockbit. Kelompok peretas yang populer ini pernah meretas sistem keamanan salah satu bank di Indonesia, BSI, pada tahun 2023. Tidak hanya Indonesia, Amerika Serikat, Polandia, dan Prancis juga dibuat pusing oleh geng hacker ini. Sebelumnya, Pengadilan Yudisial Paris menangkap 3 anggota LockBit yang melakukan berbagai kejahatan. Kini, pihak berwajib meluncurkan pemburuan internasional untuk menangkap bos Lockbit senilai 15 juta dolar AS! Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!

Siapa LockBit Dan Bagaimana Mereka Menyerang Korban

LockBit adalah kelompok peretas yang cukup terkenal di dunia maya. Mereka telah meretas sistem keamanan beberapa perusahaan ternama di dunia, termasuk di Indonesia. Cara kerja LockBit cukup sederhana, mereka akan memasukkan virus ransomware ke dalam sistem komputer korban.

Ransomware ini akan mengenkripsi seluruh data penting di dalam komputer, sehingga data tersebut tidak dapat diakses. Setelah berhasil memasukkan ransomware, LockBit akan menghubungi korban dan meminta tebusan atau uang pembebasan untuk memberikan kunci dekripsi dan mengembalikan akses data korban.

Cara Kerja Ransomware LockBit

LockBit biasanya akan menyusup ke dalam jaringan komputer korban melalui email phishing yang berisi virus ransomware. Setelah korban membuka email dan mengklik link atau lampiran yang terdapat di dalamnya, virus ransomware akan masuk ke dalam sistem.

Virus ini kemudian akan mulai mengenkripsi data-data penting seperti file, database, hingga backup data. Proses enkripsi ini bisa memakan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari tergantung seberapa banyak data yang harus dikunci. Setelah selesai, LockBit akan menghubungi korban dan memberitahu bahwa seluruh data telah terkunci dan meminta tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsinya.

Jika korban tidak segera membayar, LockBit akan mengancam akan menghapus seluruh data atau bahkan mempublikasikannya di dunia maya. Sayangnya, meski telah membayar tebusan, tidak ada jaminan LockBit akan benar-benar memberikan kunci dekripsi dan mengembalikan akses data. Oleh karena itu,sebaiknya laporkan kejadian ini kepada pihak berwajib segera.

Korban-Korban LockBit Di Indonesia Dan Dunia

BSI Bank

Para korban pertama LockBit di Indonesia adalah BSI bank, mereka berhasil meretas sistem keamanan bank ini pada tahun 2023. LockBit mencuri data pribadi nasabah BSI Bank dan meminta tebusan untuk tidak membocorkan data tersebut. BSI bank tidak memberikan tebusan dan data nasabahnya bocor, hal ini membuat reputasi BSI Bank turun.

Amerika Serikat dan Eropa

Tidak hanya di Indonesia, Amerika Serikat, Prancis dan Polandia juga menjadi korban ‘lelucon’ LockBit. Sebelumnya Pengadilan Pidana Paris menahan 3 anggota LockBit yang melakukan berbagai kejahatan dunia maya. Pada 2018, LockBit meretas jaringan listrik di Kiev, Ukraina. Selain itu, mereka juga meretas beberapa perusahaan di Amerika Serikat seperti Acronis, Asus dan Electrum pada 2019.

Korban – korban LockBit di Eropa dan Amerika membuat Interpol ikut campur tangan. Mereka meluncurkan pencarian internasional untuk bos LockBit senilai $ 15 juta. Hacker ini sangat licin, sulit untuk dilacak keberadaannya.

Mereka adalah ‘Robin Hood’ hacker?

Meskipun banyak yang menganggap LockBit sebagai ‘Robin Hood’ hacker karena hanya menargetkan perusahaan besar dan kaya, tindakan mereka tetap melanggar hukum. Mereka mencuri data dan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Tidak peduli seberapa kaya korban mereka, hacker tetap hacker. Mereka harus diadili sesuai hukum yang berlaku.

Otoritas Mulai Buru ‘Bos’ Peretas LockBit Senilai Rp233 Miliar

Setelah menyelidiki lebih dalam, polisi Interpol menduga pemimpin utama dari kelompok peretas LockBit ini disebut-sebut bernilai Rp233 miliar. Pimpinan LockBit yang masih misterius ini disebut sebagai ‘Bos’ dan bertanggung jawab atas semua serangan siber yang dilakukan.### Target Utama

Target utama ‘Bos’ adalah korporasi besar dan lembaga keuangan yang memiliki sistem keamanan lemah. Dengan menyusup ke dalam sistem mereka, LockBit bisa mencuri data sensitif dan mengancam akan mempublikasikannya kecuali diberi tebusan.### Tantangan Bagi Otoritas

Menangkap ‘Bos’ bukanlah tugas yang mudah. Dia sangat licin dan pintar menyembunyikan jejak digitalnya. Diperkirakan ‘Bos’ berpindah-pindah lokasi untuk menghindari deteksi. Dia juga cerdik memanfaatkan cryptocurrency seperti Bitcoin untuk pembayaran tebusan tanpa diketahui identitasnya.

Namun demikian, polisi yakin bisa melacak ‘Bos’ dengan bantuan teknologi canggih. Mereka juga meyakini ada kesalahan kecil yang dilakukan ‘Bos’ yang bisa dijadikan petunjuk. Sementara itu, masyarakat juga diminta waspada dan melaporkan aktivitas mencurigakan di dunia maya yang mungkin terkait LockBit. Kerja sama internasional juga dibutuhkan guna membongkar jaringan kriminal ini.

Dengan ditangkapnya ‘Bos’, diharapkan LockBit bisa diberantas sampai ke akarnya. Masyarakat dan dunia usaha juga bisa bernapas lega karena ancaman serangan siber dari kelompok ini bisa berkurang. Apapun hasilnya, kasus peretasan ini menunjukkan pentingnya meningkatkan keamanan siber baik bagi perorangan maupun institusi.

Bagaimana ‘Bos’ LockBit Mengumpulkan Uang Tebusan Besar

Memanfaatkan kemajuan teknologi

LockBit memanfaatkan kemajuan teknologi, terutama teknologi blockchain untuk menyembunyikan jejak transaksi uang tebusan. Mereka menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin dan Monero, dua cryptocurrency populer yang menjanjikan anonimitas pengguna. Setelah menerima pembayaran, LockBit akan memberikan kode untuk membuka data yang dicuri.

Menargetkan perusahaan besar

LockBit tidak sembarangan memilih korbannya. Mereka menargetkan perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai data penting dan berharga. Dengan begitu, perusahaan tersebut akan bersedia membayar tebusan dalam jumlah besar demi mendapatkan data mereka kembali. LockBit pernah meretas jaringan Honda Amerika dan memeras uang tebusan sebesar $40 juta. Mereka juga pernah menyasar perusahaan asuransi asal Prancis dan meminta tebusan $50 juta.

Mengancam akan menjual data curian

Jika perusahaan korban tidak mau membayar, LockBit akan mengancam akan menjual data yang dicuri ke pihak lain atau mempublikasikannya secara online. Hal ini tentu saja akan merugikan perusahaan dan pelanggannya. Oleh karena itu, sebagian besar korban LockBit memilih untuk membayar tebusan daripada membiarkan data rahasia mereka bocor.

Melakukan serangan berulang

Setelah berhasil mendapatkan tebusan dari satu perusahaan, LockBit tidak berhenti. Mereka akan kembali menyasar perusahaan lain dan melakukan serangan siber untuk mencuri data dan meminta tebusan. Pola ini terus diulang dan membuat LockBit mengumpulkan dana dalam jumlah fantastis, diperkirakan mencapai $15 juta. Boss LockBit yang licik ini tampaknya telah menemukan cara mudah untuk mendapatkan kekayaan dengan memanfaatkan kelemahan

Pencarian ‘Bos’ LockBit: Apa Yang Diketahui Otoritas?

Kejahatan komputer seperti pencurian data dan pemerasan semakin marak. Salah satunya adalah kelompok peretas LockBit yang aktif sejak 2020. Mereka telah meretas sistem keamanan beberapa perusahaan ternama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Apa yang Diketahui Petugas

Petugas keamanan siber di seluruh dunia telah berusaha melacak keberadaan ‘bos’ LockBit. Meskipun identitasnya belum diketahui, beberapa petunjuk telah dikumpulkan. Diketahui bahwa bos LockBit berusia sekitar 25-35 tahun pakong188 link dan berasal dari Rusia atau negara bekas Uni Soviet. Ia diperkirakan memiliki pengetahuan teknis tinggi di bidang keamanan komputer dan kemungkinan pernah bekerja di perusahaan teknologi.

Bagaimana Kelompok ini Bekerja

LockBit diketahui menargetkan korban dengan cara meretas sistem mereka dan mencuri data sensitif seperti informasi pribadi pelanggan dan rahasia dagang. Mereka kemudian meminta tebusan dalam bentuk uang kripto untuk mengembalikan data atau tidak mempublikasikannya. Jika korban menolak, data akan dilelang di dark web.

Apa yang Dilakukan Otoritas

Beberapa anggota LockBit telah ditangkap, namun bos dan sebagian besar anggotanya masih bebas. Otoritas keamanan siber di berbagai negara terus berkoordinasi untuk melacak digital footprint bos LockBit. Mereka juga memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap serangan siber dan selalu menerapkan keamanan komputer yang ketat. Hanya dengan kerja sama global dapat menghentikan aksi kelompok peretas seperti LockBit.

Conclusion

Jadi begitulah, LockBit memang sudah cukup lama berulah dengan aksinya meretas data pribadi dan meminta tebusan dalam jumlah besar. Kini pihak berwajib semakin gencar memburu otak di balik grup peretas ini. Semoga upaya internasional ini bisa segera menangkap bos LockBit dan menghentikan aksinya yang merugikan banyak orang. Kita semua tentu berharap kejahatan dunia maya semacam ini bisa diberantas secepatnya demi keamanan data pribadi kita. Tetap waspada dan jangan mudah percaya pada orang asing di dunia maya ya!